Desa Nyamuk

Budaya

Budaya

Semangat Pagi di SD N 3 Parang: Doa Bersama dan Asmaul Husna Sebelum Belajar

Pagi yang cerah di SD Negeri 3 Parang diawali dengan kegiatan yang penuh makna dan semangat. Seluruh siswa dan siswi berkumpul di lapangan sekolah sekitar pukul 08.00 pagi untuk melaksanakan kegiatan Doa Bersama dan Asmaul Husna sebelum memulai pelajaran. Kegiatan ini menjadi rutinitas yang menyenangkan sekaligus menenangkan, diprakarsai sendiri oleh para siswa dan siswi. Dengan membawa lembaran kertas berisi bacaan doa, Asmaul Husna, dan juga tabel perkalian yang telah mereka print dan laminasi sendiri, setiap siswa tampak antusias mengikuti jalannya kegiatan. Suasana terasa khusyuk saat lantunan doa dan Asmaul Husna menggema bersama, menciptakan harmoni pagi yang menyejukkan hati. Setelah itu, mereka bersama-sama membaca tabel perkalian yang terdapat dalam lembaran tersebut sebagai bentuk pemanasan otak sebelum belajar. Kegiatan ini tidak hanya memberikan ketenangan spiritual, tetapi juga mendorong semangat belajar para siswa. Banyak dari mereka yang mengaku jadi semakin hafal dengan Asmaul Husna dan lebih siap memulai pelajaran hari itu. Selain itu, membaca perkalian bersama juga menjadi cara yang menyenangkan untuk mengasah kemampuan matematika secara rutin. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung dan menjadi budaya baik di lingkungan sekolah. Tidak hanya memperkuat nilai-nilai keagamaan, tetapi juga membangun kebiasaan positif dalam belajar dan kebersamaan antar siswa. Semoga semangat pagi ini menjadi bekal bagi anak-anak Desa Nyamuk untuk tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi masa depan.

Budaya

Tradisi Peringatan Malam Satu Suro

Malam Satu Suro merupakan salah satu tradisi yang selalu diperingati oleh masyarakat Desa Nyamuk. Satu Suro adalah penanda malam pertama dalam kalender Jawa yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah atau kalender Islam. Momen ini juga dikenal sebagai tahun baru Islam dan menjadi waktu yang penuh makna untuk refleksi diri serta doa bersama. Di Desa Nyamuk, kegiatan peringatan Malam Satu Suro digelar serentak setelah salat Magrib. Seluruh warga berkumpul di tiga mushola yang ada di masing-masing wilayah RT untuk mengikuti rangkaian acara. Runtutan acara dimulai dengan kehadiran warga ke mushola, dilanjutkan dengan doa-doa bersama untuk keselamatan, kelancaran rezeki, dan harapan kebaikan di tahun yang baru. Setelah doa selesai, dilanjutkan dengan makan bersama yang menjadi puncak acara. Menu yang dihidangkan pada peringatan Malam Satu Suro pun khas, yaitu bubur kuning sebagai simbol kebahagiaan dan keberkahan. Selain bubur kuning, juga tersedia berbagai jajan tradisional yang dibagikan kepada seluruh warga yang hadir. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur, tetapi juga sebagai sarana mempererat silaturahmi antarwarga serta menjaga budaya lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Budaya

Tradisi Barikan Jumat Wage

Desa Nyamuk memiliki tradisi unik yang rutin dilaksanakan setiap Jumat Wage oleh masyarakat di setiap RT. Kegiatan Barikan ini digelar secara sederhana di perempatan jalan atau ruang terbuka yang mudah diakses oleh warga sekitar. Barikan menjadi salah satu wujud rasa syukur masyarakat Desa Nyamuk atas hasil laut yang melimpah dan rezeki lainnya yang telah diberikan. Setiap keluarga yang hadir diwajibkan membawa makanan yang nantinya akan disantap bersama-sama. Acara dimulai dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur dan harapan untuk keberkahan di waktu mendatang. Salah satu momen menarik dalam tradisi Barikan adalah ritual saling melempar nasi kuning setelah selesai berdoa. Lemparan nasi kuning ini menjadi simbol kegembiraan, kebersamaan, dan harapan akan rezeki yang terus mengalir bagi seluruh warga. Tradisi Barikan tidak hanya mempererat tali silaturahmi antarwarga, namun juga menjadi bagian dari pelestarian budaya lokal yang tetap dijaga hingga kini.

Scroll to Top